Filsafat pendidikan ika arum
FILSAFAT PENDIDIKAN
Kesadaran dapatlah dipandang sebagai penghubung antara stimulus yang diterima oleh seseorang, dan respons yang diberikannya. Inilah paham tentang kesadaran di dalam teori identitas, yang menjadi alternatif dari dualisme dan behaviorisme. Sekilas pandangan ini memang mirip dengan dualisme, yakni jiwa yang melulu dipisahkan dari badan. Namun di dalam teori identitas yang ditawarkan Lycan, pikiran, kesadaran, dan jiwa manusia terhubung dengan tubuh untuk memberikan respons terhadap rangsangan yang datang dari dunia luar. Pikiran, kesadaran, tubuh, dan dunia luar adalah empat konsep yang saling terhubung satu sama lain, yang mempengaruhi perilaku manusia secara signifikan.
Pemahaman diatas dapatlah kita jadikan titik tolak untuk merumuskan teori tentang kesadaran.[5] Menurut Wilber dewasa ini banyak bermunculan beragam pendekatan di dalam memahami fenomena kesadaran manusia. Ada beberapa aliran yang kiranya cukup dominan di dalamnya. Yang pertama adalah pendekatan ilmu pengetahuan kognitif (cognitive science). Pendekatan ini mencoba memandang kesadaran sebagai bagian dari fungsi otak yang kemudian berkembang (emerge). “Kesadaran dalam pendekatan ini”, demikian Wilber, “dipandang sebagai berkembanganya jaringan-jaringan yang terintegrasi secara hirarkis.”[6] Kesadaran adalah sesuatu yang bertumbuh dari kompleksnya jaringan yang saling terhubung di dalam otak manusia.
Pendekatan kedua adalah pendekatan instrospeksionisme (introspectionism). Di dalam pandangan ini kesadaran dipandang sebagai kesadaran orang pertama yang tertuju pada sesuatu di luarnya. Penafsiran terhadap realitas didasarkan pada kesadaran langsung yang muncul dari pengalaman sehari-hari, dan bukan dari pengamatan obyektif orang ketiga. Menurut Wilber pendekatan ini mencakup fenomenologi, eksistensialisme, dan psikologi introspektif.
Pendekatan ketiga adalah neuropsikologi. Di dalam pandangan ini kesadaran dipandang sebagai sesuatu yang berakar pada sistem-sistem saraf, neurotransmiter, dan mekanisme otak yang bersifat organik. Sekilas pandangan ini mirip seperti pendekatan ilmu pengetahuan kognitif. Namun ilmu pengetahuan kognitif lebih menggunakan ilmu komputer sebagai pisau analisisnya, sehingga seringkali, menurut Wilber, pendekatan ini mengalami kebingungan tentang relasi antara kesadaran dengan struktur organik dari otak. Sementara pendekatan neuropsikologi lebih berbasis pada ilmu biologi. “Dengan bersandar lebih pada ilmu saraf daripada ilmu komputer,” demikian tulis Wilber, “neuropsikologi melihat kesadaran sebagai sesuatu yang secara intrinsik terhubung dengan sistem saraf organik dengan kompleksitas yang memadai
Kesadaran dapatlah dipandang sebagai penghubung antara stimulus yang diterima oleh seseorang, dan respons yang diberikannya. Inilah paham tentang kesadaran di dalam teori identitas, yang menjadi alternatif dari dualisme dan behaviorisme. Sekilas pandangan ini memang mirip dengan dualisme, yakni jiwa yang melulu dipisahkan dari badan. Namun di dalam teori identitas yang ditawarkan Lycan, pikiran, kesadaran, dan jiwa manusia terhubung dengan tubuh untuk memberikan respons terhadap rangsangan yang datang dari dunia luar. Pikiran, kesadaran, tubuh, dan dunia luar adalah empat konsep yang saling terhubung satu sama lain, yang mempengaruhi perilaku manusia secara signifikan.
Pemahaman diatas dapatlah kita jadikan titik tolak untuk merumuskan teori tentang kesadaran.[5] Menurut Wilber dewasa ini banyak bermunculan beragam pendekatan di dalam memahami fenomena kesadaran manusia. Ada beberapa aliran yang kiranya cukup dominan di dalamnya. Yang pertama adalah pendekatan ilmu pengetahuan kognitif (cognitive science). Pendekatan ini mencoba memandang kesadaran sebagai bagian dari fungsi otak yang kemudian berkembang (emerge). “Kesadaran dalam pendekatan ini”, demikian Wilber, “dipandang sebagai berkembanganya jaringan-jaringan yang terintegrasi secara hirarkis.”[6] Kesadaran adalah sesuatu yang bertumbuh dari kompleksnya jaringan yang saling terhubung di dalam otak manusia.
Pendekatan kedua adalah pendekatan instrospeksionisme (introspectionism). Di dalam pandangan ini kesadaran dipandang sebagai kesadaran orang pertama yang tertuju pada sesuatu di luarnya. Penafsiran terhadap realitas didasarkan pada kesadaran langsung yang muncul dari pengalaman sehari-hari, dan bukan dari pengamatan obyektif orang ketiga. Menurut Wilber pendekatan ini mencakup fenomenologi, eksistensialisme, dan psikologi introspektif.
Pendekatan ketiga adalah neuropsikologi. Di dalam pandangan ini kesadaran dipandang sebagai sesuatu yang berakar pada sistem-sistem saraf, neurotransmiter, dan mekanisme otak yang bersifat organik. Sekilas pandangan ini mirip seperti pendekatan ilmu pengetahuan kognitif. Namun ilmu pengetahuan kognitif lebih menggunakan ilmu komputer sebagai pisau analisisnya, sehingga seringkali, menurut Wilber, pendekatan ini mengalami kebingungan tentang relasi antara kesadaran dengan struktur organik dari otak. Sementara pendekatan neuropsikologi lebih berbasis pada ilmu biologi. “Dengan bersandar lebih pada ilmu saraf daripada ilmu komputer,” demikian tulis Wilber, “neuropsikologi melihat kesadaran sebagai sesuatu yang secara intrinsik terhubung dengan sistem saraf organik dengan kompleksitas yang memadai
Komentar
Posting Komentar